Bibit Bebet Bobot, filosofi Jawa yang berkaitan dengan kriteria mencari jodoh atau pasangan hidup. Filosofi ini dipakai untuk memperoleh gambaran tentang kriteria calon jodoh.
Bibit itu asal usul/keturunan. asal usul si calon pasangan. jangan sampai memilih calon bagaikan memilih kucing dalam karung yang asal usulnya ga jelas, keluarganya remang-remang. bukan berarti bahwa harus mencari keturunan ‘darah biru’ bukaaan.. bukan itu maksudnya. melainkan maksudnya itu ya setidaknya punya latar belakang yang jelas dan berasal dari keluarga yang baik-baik.
Bebet artinya status sosial meliputi harkat, martabat, prestige.
Dan Bobot artinya adalah kualitas diri baik lahir maupun batin, meliputi keimanan (kefahaman agamanya), pendidikan, pekerjaan, kecakapan dan perilaku. tapi walaupun begitu, tidaklah menjadi acuan mutlak ‘bibit bebet bobot’ tersebut. karena ada juga orang yang nilainya 6 mendapat pasangan yang nilainya 9. itu peparing dari Allah SWT. adapula yg sebaliknya, dalam skala 1 -10 dia nilainya 9 tapi mendapatkan jodohnya yang nilai 5. itu yang jd cobaan

Berkenaan dengan pasangan hidup, orang Jawa sangat berhati-hati meski tidak terlalu selektif dalam mencari siapa yang akan bersanding sebagai garwo (sigere nyowo) ing geghayu bahteraning urip,, opooo… kui ?? :D Hahaha itu bahasa jowo sing artine : bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga. (insyaAllah klo ga salah) Hahaha..
Hal ini dikarenakan memilih pasangan hidup yang ideal merupakan hal penting dalam perjalanan hidup seseorang yang ingin melangsungkan kehidupan berumah tangga. tidak selamanya dalam mengarungi bahtera rumah tangga melewati samudra yg terbentang luaaas tidak ada ombak yang besar. mesti akan pernah ada badai ombak petir yang menerjang. pasti ada cobaan cobaan suami istri.
Hidup bersama dengan seseorang yang menjadi pasangan bisa menjadi penghantar menuju surga Allah sekaligus bisajadi cobaan seumur hidup. kesalahan dalam memilih pasangan yang dinikah dapat berdampak buruk pada kualitas hidup pribadi, anak, serta keluarganya. “Cobaan besar yang dialami oleh seseorang ketika ia salah pilih pasangan hidup”.
Ada 4 perkara yang manusia itu masih belum bisa menentukannya (mungkin hanya baru bisa memperkirakan saja), 4 perkara tersebut ialah; mati, jodoh, anugerah(bisa hidayah), rezeki.
Meski jodoh itu adalah “departemen asmara” yang berada dibawah kepengawasan dan kendali Gusti Allah, bukan berarti gitu kita hanya nunggu diam saja berpangku tangan menunggu durian jatuh. :)
Poin nya :
Jodoh, rezeki, Hidayah dan kematian adalah 4 hal yang masih menjadi rahasia Allah SWT
Allah SWT memberi kita kebebasan untuk berikhtiar untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai aturan yang telah digariskan-Nya
Terkait jodoh, siapapun yaa harus mengusahakan sebaik mungkin menjemputnya..
Jodoh
Merupakan “Takdir Mukhoyyar”
artinya manusia punya kebebasan untuk menerima atau menolak… (biasanya prempuan) klo laki kan melamar… Hhihi
Sangat benar kalau jodoh itu ada di tangan Allah, tetapi kita wajib mengupayakan jika ingin mendapatkan yang sesuai keinginan…
Kita wajib ikhtiar supaya tidak salah pilih yang akhirnya terpuruk dalam penyesalan.
Seperti kita ketahui bahwa Aristoteles pernah mengatakan bahwa pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa yang lain. Karena mereka adalah makhluk sosial atau zoon-politicon, yang mana mereka akan mencoba melakukan interaksi dan komunikasi satu dengan yang lainnya.
“Life with love is not only the base of happiness, but life without love would be end as the base of sadness” *asiik
Tersenyumlaah! Senyuuum…, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah”.(HR. Tirmidzi). Selain itu senyum juga menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua mata. Kalimat yang santun dan baik juga menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua telinga. Perbuatan yang mulia menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua hati.
Bangunlah jembatan setiap saat setiap waktu! Bukan sekedar agar kita selalu terhubung dalam kebaikan, tapi yang lebih penting, agar kita tidak terisolasi dari kebahagiaan.
Tentu bukan hanya desa atau kampung saja yang bisa terpencil, manusia juga bisa disebut ‘manusia terpencil’. Yang sayangnya bukan karena letak geografis nya, tapi karena dia tidak mau membangun jembatan-jembatan penghubung.
Semoga Gusti Allah senantiasa paring kita kebarokahan.. ~amiin~
Bibit itu asal usul/keturunan. asal usul si calon pasangan. jangan sampai memilih calon bagaikan memilih kucing dalam karung yang asal usulnya ga jelas, keluarganya remang-remang. bukan berarti bahwa harus mencari keturunan ‘darah biru’ bukaaan.. bukan itu maksudnya. melainkan maksudnya itu ya setidaknya punya latar belakang yang jelas dan berasal dari keluarga yang baik-baik.
Bebet artinya status sosial meliputi harkat, martabat, prestige.
Dan Bobot artinya adalah kualitas diri baik lahir maupun batin, meliputi keimanan (kefahaman agamanya), pendidikan, pekerjaan, kecakapan dan perilaku. tapi walaupun begitu, tidaklah menjadi acuan mutlak ‘bibit bebet bobot’ tersebut. karena ada juga orang yang nilainya 6 mendapat pasangan yang nilainya 9. itu peparing dari Allah SWT. adapula yg sebaliknya, dalam skala 1 -10 dia nilainya 9 tapi mendapatkan jodohnya yang nilai 5. itu yang jd cobaan

Berkenaan dengan pasangan hidup, orang Jawa sangat berhati-hati meski tidak terlalu selektif dalam mencari siapa yang akan bersanding sebagai garwo (sigere nyowo) ing geghayu bahteraning urip,, opooo… kui ?? :D Hahaha itu bahasa jowo sing artine : bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga. (insyaAllah klo ga salah) Hahaha..
Hal ini dikarenakan memilih pasangan hidup yang ideal merupakan hal penting dalam perjalanan hidup seseorang yang ingin melangsungkan kehidupan berumah tangga. tidak selamanya dalam mengarungi bahtera rumah tangga melewati samudra yg terbentang luaaas tidak ada ombak yang besar. mesti akan pernah ada badai ombak petir yang menerjang. pasti ada cobaan cobaan suami istri.
Hidup bersama dengan seseorang yang menjadi pasangan bisa menjadi penghantar menuju surga Allah sekaligus bisajadi cobaan seumur hidup. kesalahan dalam memilih pasangan yang dinikah dapat berdampak buruk pada kualitas hidup pribadi, anak, serta keluarganya. “Cobaan besar yang dialami oleh seseorang ketika ia salah pilih pasangan hidup”.
Ada 4 perkara yang manusia itu masih belum bisa menentukannya (mungkin hanya baru bisa memperkirakan saja), 4 perkara tersebut ialah; mati, jodoh, anugerah(bisa hidayah), rezeki.
Meski jodoh itu adalah “departemen asmara” yang berada dibawah kepengawasan dan kendali Gusti Allah, bukan berarti gitu kita hanya nunggu diam saja berpangku tangan menunggu durian jatuh. :)
Poin nya :
Jodoh, rezeki, Hidayah dan kematian adalah 4 hal yang masih menjadi rahasia Allah SWT
Allah SWT memberi kita kebebasan untuk berikhtiar untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai aturan yang telah digariskan-Nya
Terkait jodoh, siapapun yaa harus mengusahakan sebaik mungkin menjemputnya..

Merupakan “Takdir Mukhoyyar”
artinya manusia punya kebebasan untuk menerima atau menolak… (biasanya prempuan) klo laki kan melamar… Hhihi
Sangat benar kalau jodoh itu ada di tangan Allah, tetapi kita wajib mengupayakan jika ingin mendapatkan yang sesuai keinginan…
Kita wajib ikhtiar supaya tidak salah pilih yang akhirnya terpuruk dalam penyesalan.
Seperti kita ketahui bahwa Aristoteles pernah mengatakan bahwa pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa yang lain. Karena mereka adalah makhluk sosial atau zoon-politicon, yang mana mereka akan mencoba melakukan interaksi dan komunikasi satu dengan yang lainnya.
“Life with love is not only the base of happiness, but life without love would be end as the base of sadness” *asiik
Tersenyumlaah! Senyuuum…, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda: “Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah”.(HR. Tirmidzi). Selain itu senyum juga menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua mata. Kalimat yang santun dan baik juga menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua telinga. Perbuatan yang mulia menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua hati.
Bangunlah jembatan setiap saat setiap waktu! Bukan sekedar agar kita selalu terhubung dalam kebaikan, tapi yang lebih penting, agar kita tidak terisolasi dari kebahagiaan.
Tentu bukan hanya desa atau kampung saja yang bisa terpencil, manusia juga bisa disebut ‘manusia terpencil’. Yang sayangnya bukan karena letak geografis nya, tapi karena dia tidak mau membangun jembatan-jembatan penghubung.
Semoga Gusti Allah senantiasa paring kita kebarokahan.. ~amiin~
0 komentar:
Posting Komentar